Anak-anak memang berkaitan erat dengan dunia bermain. Termasuk ketika
mereka 'menjelajah' semua benda yang ada di rumah kemudian membuat
berantakan mainannya. Jika sudah begitu, orang tua pun kadang dibuat
kesal. Padahal, menurut studi terbaru, anak yang cenderung 'berantakan'
atau suka mengacak-acak saat bermain bisa belajar lebih baik.
Studi
yang dilakukan tim peneliti dari University of Lowa menemukan bahwa
balita yang memahami, menyentuh, dan merasa bahkan melempar-lempar
benda, termasuk mainan dan makanannya, bisa terus mengumpulkan informasi
tentang dunia sekitarnya. Peneliti menguji 72 balita berusia 16 bulan.
Kemudian, mereka diberi beberapa benda.
Peneliti pun
memperhatikan apakah anak itu bisa mempelajari nama-nama benda yang ada.
Mereka menemukan bahwa anak yang cenderung berantakan saat bermain
lebih baik dalam mempelajari benda sekaligus mengingat namanya. Salah
satu peneliti, dr Larissa Samuelson mengatakan informasi dari suatu
benda yang dilempar atau diacak-acak oleh anak akan lebih mudah mereka
ingat.
"Sebab, mereka melakukan tindakan itu sambil mencatat
informasi di pikirannya. Kami juga memberi objek non padat seperti
selai, keju, mentega, oatmeal, dan saus cokelat," tutur Larissa seperti
dilansir Daily Mail, Selasa (3/12/2013).
Kemudian,
mereka diberi nama masing-masing objek dengan kata yang sederhana. Lalu,
mereka diberi objek yang sama dengan bentuk berbeda. Ternyata,
anak-anak yang lebih berantakan saat bermain, lebih akurat dalam memberi
nama benda. Menurut peneliti, cara yang cenderung mengacak-acak,
misalnya menggenggam, mengambil, lalu memasukkan benda-benda ke dalam
mulut mereka. Sedangkan, anak yang tidak berantakan misalnya hanya
menyentuh dan menusukkan jari ke suatu benda.
"Mereka yang
bermain dengan cara berantakan bisa mengidentifikais benda hampir 70
persen benar sedangkan yang tidak berantakan hanya 50 persen. Mereka
yang duduk di kursi tinggi pun bisa mengidentifikasi objek dengan lebih
baik," papar Larissa.
Menurut Larissa, berada di kursi yang
tinggi membuat balita lebih mungkin mengacak-acak mainannya. Selain itu,
hal yang lebih penting bagi Larissa, anak yang bisa mengeksplorasi
mainannya, salah satunya dengan memberantaki mainan yang ada, bisa
mempelajari kosakata di awal perkembangannya. Sehingga, kemampuan
kognitifnya bisa berkembang dengan baik saat dewasa.
Studi ini
sudah diterbitkan dalam jurnal Developmental Science. Dalam laporannya,
penulis mengatakan informasi yang diperoleh melalui eksplorasi aktif
terkadang penting untuk mengetahui sesuatu.
"Terkadang, dengan
berantakan, orang akan lebih bisa berpikir jernih karena mereka dapat
mengeksplor ide-ide di sekelilingnya. Meskipun, ada juga orang yang baru
bisa berpikir jernih jika ia berada di lingkungan yang rapi," kata para
peneliti.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.