Pekerjaan yang menumpuk kerap memaksa orang untuk melakukan kerja
tambahan alias lembur. Banyak sekali pilihan doping yang digunakan untuk
membuat mata tetap terjaga sepanjang malam, namun tidak berarti boleh
dikonsumsi semaunya.
Rasa mengantuk, mata merah, berkurangnya konsentrasi, punggung kaku, maupun pinggang nyeri adalah beberapa bentuk peringatan dari tubuh agar kita segera beristirahat. Namun, kebanyakan pekerja profesional dewasa ini mengabaikan pertanda itu dan malah mengonsumsi makanan atau minuman teretentu sebagai stimulan untuk mengurangi rasa lelah dan kantuk.
Setelah mengonsumsi stimulansia, pikiran menjadi lebih fokus dan rasa lelah yang mengganggu hilang dalam seketika. Kelihatannya sangat membantu, padahal jika stimulansia dikonsumsi secara berlebih dapat membahayakan kesehatan.
Stimulansia pada awalnya akan membantu ketika kita ingin terjaga. Namun kemudian, stimulansia itu akan menyebabkan susah tidur saat ada kesempatan untuk beristirahat. Di hari berikutnya, timbul rasa lelah karena kurang tidur yang kemudia memicu untuk mengonsumsi stimulansia lagi. Begitu seterusnya hingga akhirnya metabolisme tubuh terganggu dan rusak.
Apa saja stimulansia yang sering dijadikan teman lembur?
Rasa mengantuk, mata merah, berkurangnya konsentrasi, punggung kaku, maupun pinggang nyeri adalah beberapa bentuk peringatan dari tubuh agar kita segera beristirahat. Namun, kebanyakan pekerja profesional dewasa ini mengabaikan pertanda itu dan malah mengonsumsi makanan atau minuman teretentu sebagai stimulan untuk mengurangi rasa lelah dan kantuk.
Setelah mengonsumsi stimulansia, pikiran menjadi lebih fokus dan rasa lelah yang mengganggu hilang dalam seketika. Kelihatannya sangat membantu, padahal jika stimulansia dikonsumsi secara berlebih dapat membahayakan kesehatan.
Stimulansia pada awalnya akan membantu ketika kita ingin terjaga. Namun kemudian, stimulansia itu akan menyebabkan susah tidur saat ada kesempatan untuk beristirahat. Di hari berikutnya, timbul rasa lelah karena kurang tidur yang kemudia memicu untuk mengonsumsi stimulansia lagi. Begitu seterusnya hingga akhirnya metabolisme tubuh terganggu dan rusak.
Apa saja stimulansia yang sering dijadikan teman lembur?
1. Kopi
Kopi sering kali dijadikan pilihan utama bagi para pekerja lembur
untuk mengatasi kantuk. Setelah mimum kopi, mata bisa lebih "melek",
rasa kantuk lenyap, dan bisa berkonsentrasi pada tugas yang digarap.
Dalam
takaran normal, tidak ada yang salah dengan minum kopi. Bahkan beberapa
penelitian membuktikan bahwa kandungan antioksidan dalam kafein bisa
mengurangi risiko gangguan jantung, diabetes, dan bahkan kanker.
Tapi sebaiknya, jangan minum lebih dari satu cangkir kopi dalam satu malam. Dikutip dari Boldsky (16/12/2013), minum lebih dari satu kopi dalam satu malam dapat membuat tubuh mengalami dehidrasi dan insomsia.
2. Minuman Berenergi
Pilihan lain yang juga sering digunakan untuk kawan lembur adalah
minuman berenergi. Ada banyak minuman berenergi yang berdar di pasaran,
mulai dari yang diklaim meredakan rasa kantuk hingga yang dapat
membangkitkan energi.
Sama seperti pada kopi, rahasia efek
dopping minuman bernergi adalah kandungan kafein dan gula di dalamnya.
Kandungan kafein membuat denyut jantung makin cepat sehingga mata lebih
terjaga, sedangkan kandungan gulanya membuat tubuh mendapat asupan
energi instan.
Kandungan kafein minuman memacu paksa kinerja
jantung, sedangkan kandungan gulanya yang berlebih dapat memicu
diabetes. Mengonsumsi meinuman bernergi saat lembur juga membuat tubuh
lebih lelah saat tiba waktunya beristirahat karena waktu istirahat tubuh
telah diubah secara paksa.
Jika terpaksa lembur, batasi konsumsi
minuman berenergi. Sesekali menenggak satu kaleng tak masalah, tetapi
selebihnya ganti saja dengan air putih yang lebih menyehatkan.
3. Rokok
Banyak pekerja malam, seperti pengemudi truk atau pengemudi bus
malam, memilih menggunakan rokok sebagai dopping agar tetap terjaga.
Tidak hanya para pengandara bus atau truk, para pekerja kantoran yang
terpaksa lembur pun tak jarang merokok untuk menghilangkan rasa kantuk.
Mereka mengaku tidak bisa bekerja dengan baik di malam hari tanpa rokok
karena rasa kantuk dan lelah akan mudah mendera.
Dikutip dari
Sleep Disorder (16/12/2013), kandungan nikotin dalam rokok adalah
stimulan yang dapat membuat tubuh lebih terjaga. Namun, kadar nikotin
tersebut juga dapat mengakibatkan gangguan tidur dan insomnia. Bahkan
nikotin rokok juga merusak pola tidur tubuh sehingga pada akhirnya tubuh
menjadi semakin lelah.
Untuk rokok, tidak ada anjuran batas
aman. Sebisa mungkin, jauhi rokok karena dampaknya tidak hanya dirasakan
oleh si perokok melainkan juga orang-orang di sekitarnya yang terpaksa
jadi perokok pasif karenanya.
4. Minuman Bersoda
Beberapa pekerja yang lembur memilih minum minuman bersoda untuk
menghilangkan rasa kantuk. Sensasi menggelitik dari soda dan rasa segar
yang muncul setelah minum adalah penyebabnya.
Sebenarnya
kandungan minuman bersoda tidak jauh berbeda dengan minuman berenergi,
kedua jenis minuman itu memiliki kandungan gula yang tinggi. Gula sangat
cepat diserap oleh tubuh ke dalam darah. Tak heran setelah minum
minuman berbergi atau minuman bersoda, tubuh seolah mendapat suntikan
energi.
Namun perlu diingat, mengonsumsi terlalu banyak gula di
malam hari dapat mengakibatkan naiknya berat badan. Bila berlebihan,
risiko diabetes akan meningkat dan tentunya akan berkaitan juga dengan
berbagai penyakit kronis lainnya. Kuncinya, jangan berlebihan.
5. Teh
Mereka yang tahu bahaya konsumsi kopi berlebih mulai mengganti
konsumsi kopi dengan secangkir teh. Asumsinya, teh memiliki lebih
sedikit kafein. Namun, konsumsi teh berlebih di malam hari juga tuidak
baik untuk tubuh. Apalagi secangkir teh yang mengandung beberapa sendok
gula.
Dikutip dari The Guardian, kandungan kafein dalam dauh teh
ternyata lebih tinggi dibanding kandungan kafein dalam biji kopi.
Untungnya kandungan kafein tersebut banyak tertinggal dan terbuang
karena yang dikonsumsi hanya airnya saja.
Bila ingin mengonsumsi
teh pada malam hari, hindari menambahkan gula secara berlebihan untuk
menghilangkan rasa pahit. Seperti diketahui, gula berlebih dapat memicu
diabetes yang pada akhirnya memicu komplikasi penyakit lain.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.