Saat tidur, sebagaian besar orang khususnya remaja hampir tidak bisa
lepas dari ponselnya. Sehingga, sering terjadi fenomena yang disebut sleep texting atau membalas pesan singkat di tengah-tengah waktu tidur.
Menurut Elizabeth Dowdell, profesor keperawatan di Villanova University,
fenomena tersebut sedang marak pada remaja yang menunjukkan bahwa
mereka begitu melekat pada ponsel sampai banyak yang membalas pesan
singkat atau SMS saat mereka sedang tidur.
Awalnya, Dowdell mempelajari tentang sleep texting
saat salah satu siswanya menggambarkan kegiatan malamnya. Dowdell pun
mengamati 300 siwa dan ia menemukan bahwa 25 sampai 35 persen siswa
mengirim sms saat mereka tidur. Lebih dari 50 persen mengaku bahwa sms
atau teknologi lainnya mengganggu tidur mereka dengan beberapa cara.
Ketika
telepon berbunyi, mereka juga akan menjawab meskipun sebagian besar
hanya omong kosong belaka. Padahal malam itu apa yang mereka lakukan
tidak terekam dalam aktivitas memorinya sehingga keesokan hari mereka
akan memeriksa riwayat pesan di ponselnya.
Seperti dilaporkan US News & World Report dan ditulis NY Daily News,
Kamis (8/8/2013), para ahli mengatakan bahwa sleep texting cenderung
terjadi selama tidur siang atau sekitar 90 menit sampai dua jam saat
proses tidur sebelum benar-benar tertidur dengan nyenyak.
"Tidur
adalah proses restoratif yang sangat penting. Ketika kita tidak
melakukan sepenuhnya, maka kita tidak bisa mendapat efek restoratif pada
otak sesuai jumlah yang dibutuhkan dan ini mempengaruhi kemampuan
kognitif kita di hari berikutnya," kata Josh Weber, spesialis mendengkur
di EOS Sleep Centers di Long Island, New York.
Memang,
para ahli merekomendasikan waktu tujuh sampai delapan jam untuk tidur.
Tapi saat kita tidak cukup tidur, maka lebih mungkin kita mengalami
kesulitan menghadapi pelajaran atau pekerjaan. Selain itu, kurang tidur
juga berhubungan erat dengan obesitas, tekanan darah tinggi, depresi,
dan penyalahgunaan narkoba. Ironisnya, dalam kenyataan yang
sesungguhnya, justru banyak orang tidak bisa lepas dari ponselnya
padahal itu bisa mengganggu waktu tidur.
Penelitian dari Pew Internet & American Life Project
menunjukkan bahwa remaja menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam
untuk mengirim SMS setiap hari. Satu dari tiga orang mengirimkan lebih
dari 100 pesan teks per hari. Lalu, setidaknya empat dari lima remaja
tidur dengan ponsel di dekat mereka dan ini tampaknya yang bisa memicu
sleep texting.
Menurut pengalaman Dowdell, banyak pesan singkat
yang dikirimkan hanya ucapan selamat malam, pujian, atau bahkan ajakan
untuk mencari makan malam. Para ahli mengatakan sikap adaptiflah yang
diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
"Seharusnya tempat tidur
menjadi perlindungan bagi kita, tapi karena ponsel bentuknya kecil dan
mudah dibawa, jadi akan dengan mudah ponsel di bawa ke tempat tidur.
Tapi sayangnya itu justru menciptakan masalah dalam kebiasaan tidur,"
kata Werber.
Menurutnya, coba jauhkan ponsel dari jangkauan Anda
ketika tidur misalnya di kaki atau meja rias. Cara lainnya yaitu dengan
menonaktifkannya atau membuatnya dalam mode sunyi. Jadwalkan waktu untuk
menjauh dari alat elektronik Anda setiap malam misalnya sadarilah bahwa
Anda tidka perlu membalas SMS atau mengangkat telepon seketika.
"Teknologi
sangat menggoda akhir-akhir ini. Anda harus memberi waktu pada diri
sendiri agar mendapat waktu tidur yang sebenarnya. Mungkin jangan
berhubungan dengan teknologi 24 jam selama 7 hari tapi dengan 18 jam
selama 7 hari," kata Dowdell.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.