Ulah penerobos busway melanggar aturan dan berbahaya. Itulah perilaku
penerobos yang kerap dihadapi pramudi perempuan bus TransJ saat
bertugas. Tapi mereka pantang menyerah menegur penerobos nakal tanpa
terkecuali.
Teguran-teguran pramudi perempuan ini dilontarkan
dengan sopan santun. Namun terkadang, si penyerobot lebih galak membela
diri. Bahkan pernah, pramudi perempuan itu mengalami penghinaan hingga
kekerasan.
Terbaru, Deliana (39), menegur seorang anggota polisi
bermotor yang menerobos busway di Jatipadang, Jaksel. Dia sempat adu
mulut dan mengambil kunci kontak sang aparat. Meski si aparat mengklaim
'pengawal Presiden', Deliana tidak takut dan tetap menegakkan aturan.
Berikut 4 aksi berani sopir cewek TransJ menegur penerobos arogan:
1. 'Pengawal Presiden'
Pramudi wanita bus
TransJakarta, Deliana (39), menegur seorang anggota polisi bermotor yang
menerobos busway di Jatipadang, Jaksel. Dia sempat adu mulut dan
mengambil kunci kontak sang aparat. Ini cerita lengkapnya.
Kala
itu, sekitar pukul 07.00 WIB, Kamis (1/8/2013), Deliana sedang
mengemudikan bus TransJ JTM 060 dari Ragunan menuju Dukuh Atas. Tepat di
kawasan Jatipadang, atau setelah halte busway SMK 57, tiba-tiba seorang
pemotor berjaket polisi masuk ke busway lewat separator yang hancur.
Bus
yang dikemudikan ibu dua anak itu terpaksa mengerem mendadak untuk
menghindari tabrakan. Sang pramudi pun kaget karena motor itu jelas
datang dari arah tak terduga.
"Penumpang lagi padat, berdiri
semua, di situlah motor masuk. Penumpang kan ada yang kaget, bahkan
takut jatuh," cerita Deliana saat berbincang dengan detikcom.
Melihat
penumpangnya shock, pramudi yang sudah bekerja selama lima tahun ini
pun naik pitam. Dia lalu mengklaksoni sang pemotor, namun motor malah
melaju pelan tapi tak kunjung berhenti.
"Dia malah memperlambat di depan, kayak melecehkan. Sampai penumpang pada komentar," terangnya.
Sesampainya
di pertigaan lampu merah sebelum halte Jatipadang, motor itu berhenti.
Deliana pun menghampirinya sambil memberikan teguran. Dia tak terima
dengan aksi arogan yang mengancam keselamatan penumpangnya.
"Saya bilang: Bapak tahu nggak penumpang saya penuh? Bapak main masuk jalur busway aja. Penumpang saya mau jatuh," ceritanya.
Diomeli
oleh sang pramudi wanita, polisi itu diam saja. Lalu, Deliana mengambil
kunci kontak motor yang dikemudikan polisi tersebut.
"Setelah
ambil kunci, saya bilang: 'saya tunggu kamu di Ragunan'. Langsung dia
minta kuncinya. Di situ dia minta maaf," lanjut wanita yang sudah bisa
menyetir sejak remaja ini.
Tak lama kemudian, polantas di sekitar
pertigaan itu datang menghampiri. Dia berusaha melerai insiden ini.
Polantas tersebut sempat menyebut aksi sang pemotor memalukan.
"Polantasnya bilang, 'kamu itu bikin malu kepolisian saja'. Dia juga sempat minta maaf, 'Maaf ndan'," cerita Deliana lagi.
Akhirnya,
kunci motor itu diserahkan pada sang polantas. Deliana melanjutkan
perjalanan karena situasi di jalan yang padat dan mengetahui para
penumpangnya sedang diburu waktu. Dia tak sempat mencatat identitas
polisi yang menerobos busway itu, termasuk pangkat dan kesatuannya.
"Intinya sih, jangan mentang-mentang aparatlah. Punya aturan sedikit," pesannya soal insiden ini.
2. Si Baju Loreng
Ketegasan Deliana (39) saat menegur
seorang aparat yang nyelonong ke busway bukan hanya sekali saja.
Sebelumnya, dia juga pernah memberanikan diri untuk menghardik seorang
tentara.
"Kalau aparat, ini yang kedua kali. Waktu itu baju
loreng, dia masuk di separator terbuka," kata Deliana saat berbincang
dengan detikcom, Kamis (1/8/2013).
Saat itu, dia hanya memberikan
teguran saja. Tak sampai turun ke jalan seperti terhadap polisi di
Jatipadang, Jaksel, pagi tadi. "Baru kali ini saja yang saya betul-betul
emosi," imbuhnya.
Kenapa ibu dua anak ini nekat menegur aparat?
Menurut Deliana, tanggung jawab sebagai sopir bukan hanya menyangkut
keselamatan penumpang saja. Dia sadar, para pemotor yang menerobos
busway itu juga berisiko celaka.
"Saya belajar dari pengalaman, kadang kita sudah hati-hati, eh yang lain malah teledor," terangnya.
Keluarganya
pun sempat khawatir dengan ketegasan Deliana di jalanan. Namun wanita
yang sudah bekerja selama lima tahun ini di TransJ selalu meyakinkan
mereka, risiko di pekerjaan apa pun selalu ada.
"Saya selalu banyak berdoa saja," imbuhnya.
Kepada
aparat, Deliana punya pesan tersendiri. Tindakan tegas harus tetap
diberlakukan terhadap siapa pun, tak hanya pada masyarakat sipil saja.
"Berilah
contoh terbaik bagi masyarakat. Sipil aja sampai ditilang, tapi kenapa
untuk aparat yang masuk jalur busway, dibiarkan," tegas ibu yang pernah
masuk sebagai profil Kartini modern ini.
3. Pipi Robek dan Diledek Stres
Bagaimana ribut
antara sopir Trans Jakarta Marlinda dengan sopir Nissan March bernama
Sarju yang berujung pemecahan kaca TransJ terjawab. Sebelum Sarju
memukul kaca bus dengan kunci ban, Marlinda menyemburkan susu dari
mulutnya ke arah Sarju.
Hal tersebut diakui langsung oleh
Marlinda. Wanita berusia 41 tahun ini menceritakan, awalnya dia
mengemudikan bus ke arah Pinang Ranti dari Pluit. Lalu di depan Graha
GRC, Jl S Parman, Marlinda menjumpai ada mobil di tengah jalur
khususnya.
Melihat ada mobil berhenti di jalurnya, Marlinda
sebenarnya langsung mengambil arah kiri, melompati separator rendah.
Namun meski bisa melaju, Marlinda menyapa si sopir mobil tersebut
terlebih dahulu.
"Saya tegur dulu kenapa masuk jalan busway. Dia
ngeledek saya. Saya marah karena saya kan lagi bawa penumpang banyak,"
ujar perempuan bernama lengkap Marlinda Simarmata ini ketika ditemui di
Mapolres Jakbar, Senin (4/8/2013).
Marlinda kesal lantaran Sarju
menyebut Marlinda 'stres' sembari menempelkan telunjuk di dahi dan
memiringkannya. Marlinda yang emosi akhirnya turun dari bilik kemudi.
Sebelum
turun dari kemudi, Marlinda entah sengaja atau tidak, tengah menenggak
susu cokelat yang dibawanya. "Saya sembur pakai susu, susu cokelat. Dia
nggak kena sebenarnya," kata Marlinda.
Marlinda lalu balik kanan
kembali ke kemudi. Dia pikir percekcokan itu telah habis perkara. Namun
dia salah. Ketika dia hendak melajukan bus lagi, tiba-tiba Sarju memukul
kaca bus sebelah kiri yang persis berada di samping Marlinda.
"Pipi sebelah kanan saya robek. Saya melaporkan pelaku atas tindakan tidak menyenangkan," kata Marlinda.
4. Semprot Pemotor Ngawur
Bu sopir Transjakarta yang
satu ini sedang apes. Saat sedang menyusuri koridor busway Dukuh
Atas-Pulogadung, tiba-tiba saja seorang pengendara motor nyelonong,
memotong jalannya. Untunglah sopir wanita ini sigap. Dia buru-buru
mengerem dan mengklakson keras.
Penumpang yang dibawanya pun
sibuk bergumam turut kesal, "Ya ampuuunnn!! Ngawur banget sih!!" begitu
suara para penumpang yang terdengar mengomentari biker ugal-ugalan itu.
Untung
tidak ada penumpang Transjakarta yang berdiri. Kalau ada, bisa-bisa
penumpang itu bisa turut terjerembab karena pengereman yang mendadak.
Peristiwa
itu terjadi jalur busway di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis
(5/7/2007) pukul 09.50 WIB. Memang di kawasan ini rawan penyerobotan
jalur busway. Kalau nyerobot tapi tidak ugal-ugalan mungkin masih bisa
dimaklumi. Tapi ini menerobos dan mengancam keselamatan jiwa, siapa yang
tak kesal?
Rasa kesal sopir wanita yang necis dengan setelan
biru dan kacamata gelapnya itu rupanya terus tersimpan hingga bus
mencapai pertigaan Minangkabau. Saat itu traffic light berwarna merah.
Dia menghentikan busnya, sedangkan belasan motor ada di depannya. Di
antara motor itu ada pengendara motor yang hampir saja nyaris membuat
jantungnya copot. Tak diduga, si ibu sopir bangkit dari tempat duduknya.
Dia membuka pintu lalu turun ke jalan. Ditutupnya pintu bus dengan
suara keras, mewakili betapa panas hatinya. Brak!
Perempuan
30-an tahun itu lalu mendekati pengendara motor yang ugal-ugalan tadi.
Bu sopir melabrak pengendara itu. Wajahnya tampak merah padam menahan
amarah. Pria yang dilabraknya hanya diam saja mendapat semprotan itu,
sadar dirinya salah. Tak ayal, peristiwa ini menarik perhatian para
pengguna jalan dan penumpang Transjakarta yang menyaksikan dari balik
kaca bus. Setelah puas melabrak, bu sopir kembali ke tempat duduknya.
Tindakannya mendapat dukungan penumpang bus.
"Wah nggak nyangka
sopirnya berani ya," komentar seorang penumpang. "Betul Bu, saya dukung.
Dia ngawur," celetuk penumpang yang lain. "Harus dikasih pelajaran biar
kapok," sahut yang lain. "Getok saja Bu," imbuh yang lainnya.
Sopir
wanita itu menyahut setengah curhat, "Nanti kalau saya tabrak, saya
yang dimarahin, padahal dia ngawur. Saya menghindari dia hampir nabrak
mobil. Kalau sopir mobilnya marah, saya lagi yang kena." Setelah itu bu
sopir yang menolak menyebutkan namanya itu melajukan kembali bus warna
abu-abu metaliknya menuju Pulogadung. Wuzzz...
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.