Jumat, 02 Agustus 2013

4 Aksi Berani Sopir Cewek TransJ Tegur Penerobos Arogan


Ulah penerobos busway melanggar aturan dan berbahaya. Itulah perilaku penerobos yang kerap dihadapi pramudi perempuan bus TransJ saat bertugas. Tapi mereka pantang menyerah menegur penerobos nakal tanpa terkecuali.

Teguran-teguran pramudi perempuan ini dilontarkan dengan sopan santun. Namun terkadang, si penyerobot lebih galak membela diri. Bahkan pernah, pramudi perempuan itu mengalami penghinaan hingga kekerasan.

Terbaru, Deliana (39), menegur seorang anggota polisi bermotor yang menerobos busway di Jatipadang, Jaksel. Dia sempat adu mulut dan mengambil kunci kontak sang aparat. Meski si aparat mengklaim 'pengawal Presiden', Deliana tidak takut dan tetap menegakkan aturan.

Berikut 4 aksi berani sopir cewek TransJ menegur penerobos arogan:


1. 'Pengawal Presiden'

Pramudi wanita bus TransJakarta, Deliana (39), menegur seorang anggota polisi bermotor yang menerobos busway di Jatipadang, Jaksel. Dia sempat adu mulut dan mengambil kunci kontak sang aparat. Ini cerita lengkapnya.

Kala itu, sekitar pukul 07.00 WIB, Kamis (1/8/2013), Deliana sedang mengemudikan bus TransJ JTM 060 dari Ragunan menuju Dukuh Atas. Tepat di kawasan Jatipadang, atau setelah halte busway SMK 57, tiba-tiba seorang pemotor berjaket polisi masuk ke busway lewat separator yang hancur.

Bus yang dikemudikan ibu dua anak itu terpaksa mengerem mendadak untuk menghindari tabrakan. Sang pramudi pun kaget karena motor itu jelas datang dari arah tak terduga.

"Penumpang lagi padat, berdiri semua, di situlah motor masuk. Penumpang kan ada yang kaget, bahkan takut jatuh," cerita Deliana saat berbincang dengan detikcom.

Melihat penumpangnya shock, pramudi yang sudah bekerja selama lima tahun ini pun naik pitam. Dia lalu mengklaksoni sang pemotor, namun motor malah melaju pelan tapi tak kunjung berhenti.

"Dia malah memperlambat di depan, kayak melecehkan. Sampai penumpang pada komentar," terangnya.

Sesampainya di pertigaan lampu merah sebelum halte Jatipadang, motor itu berhenti. Deliana pun menghampirinya sambil memberikan teguran. Dia tak terima dengan aksi arogan yang mengancam keselamatan penumpangnya.

"Saya bilang: Bapak tahu nggak penumpang saya penuh? Bapak main masuk jalur busway aja. Penumpang saya mau jatuh," ceritanya.

Diomeli oleh sang pramudi wanita, polisi itu diam saja. Lalu, Deliana mengambil kunci kontak motor yang dikemudikan polisi tersebut.

"Setelah ambil kunci, saya bilang: 'saya tunggu kamu di Ragunan'. Langsung dia minta kuncinya. Di situ dia minta maaf," lanjut wanita yang sudah bisa menyetir sejak remaja ini.

Tak lama kemudian, polantas di sekitar pertigaan itu datang menghampiri. Dia berusaha melerai insiden ini. Polantas tersebut sempat menyebut aksi sang pemotor memalukan.

"Polantasnya bilang, 'kamu itu bikin malu kepolisian saja'. Dia juga sempat minta maaf, 'Maaf ndan'," cerita Deliana lagi.

Akhirnya, kunci motor itu diserahkan pada sang polantas. Deliana melanjutkan perjalanan karena situasi di jalan yang padat dan mengetahui para penumpangnya sedang diburu waktu. Dia tak sempat mencatat identitas polisi yang menerobos busway itu, termasuk pangkat dan kesatuannya.

"Intinya sih, jangan mentang-mentang aparatlah. Punya aturan sedikit," pesannya soal insiden ini.


2. Si Baju Loreng

Ketegasan Deliana (39) saat menegur seorang aparat yang nyelonong ke busway bukan hanya sekali saja. Sebelumnya, dia juga pernah memberanikan diri untuk menghardik seorang tentara.

"Kalau aparat, ini yang kedua kali. Waktu itu baju loreng, dia masuk di separator terbuka," kata Deliana saat berbincang dengan detikcom, Kamis (1/8/2013).

Saat itu, dia hanya memberikan teguran saja. Tak sampai turun ke jalan seperti terhadap polisi di Jatipadang, Jaksel, pagi tadi. "Baru kali ini saja yang saya betul-betul emosi," imbuhnya.

Kenapa ibu dua anak ini nekat menegur aparat? Menurut Deliana, tanggung jawab sebagai sopir bukan hanya menyangkut keselamatan penumpang saja. Dia sadar, para pemotor yang menerobos busway itu juga berisiko celaka.

"Saya belajar dari pengalaman, kadang kita sudah hati-hati, eh yang lain malah teledor," terangnya.

Keluarganya pun sempat khawatir dengan ketegasan Deliana di jalanan. Namun wanita yang sudah bekerja selama lima tahun ini di TransJ selalu meyakinkan mereka, risiko di pekerjaan apa pun selalu ada.

"Saya selalu banyak berdoa saja," imbuhnya.

Kepada aparat, Deliana punya pesan tersendiri. Tindakan tegas harus tetap diberlakukan terhadap siapa pun, tak hanya pada masyarakat sipil saja.

"Berilah contoh terbaik bagi masyarakat. Sipil aja sampai ditilang, tapi kenapa untuk aparat yang masuk jalur busway, dibiarkan," tegas ibu yang pernah masuk sebagai profil Kartini modern ini.


3. Pipi Robek dan Diledek Stres

Bagaimana ribut antara sopir Trans Jakarta Marlinda dengan sopir Nissan March bernama Sarju yang berujung pemecahan kaca TransJ terjawab. Sebelum Sarju memukul kaca bus dengan kunci ban, Marlinda menyemburkan susu dari mulutnya ke arah Sarju.

Hal tersebut diakui langsung oleh Marlinda. Wanita berusia 41 tahun ini menceritakan, awalnya dia mengemudikan bus ke arah Pinang Ranti dari Pluit. Lalu di depan Graha GRC, Jl S Parman, Marlinda menjumpai ada mobil di tengah jalur khususnya.

Melihat ada mobil berhenti di jalurnya, Marlinda sebenarnya langsung mengambil arah kiri, melompati separator rendah. Namun meski bisa melaju, Marlinda menyapa si sopir mobil tersebut terlebih dahulu.

"Saya tegur dulu kenapa masuk jalan busway. Dia ngeledek saya. Saya marah karena saya kan lagi bawa penumpang banyak," ujar perempuan bernama lengkap Marlinda Simarmata ini ketika ditemui di Mapolres Jakbar, Senin (4/8/2013).

Marlinda kesal lantaran Sarju menyebut Marlinda 'stres' sembari menempelkan telunjuk di dahi dan memiringkannya. Marlinda yang emosi akhirnya turun dari bilik kemudi.

Sebelum turun dari kemudi, Marlinda entah sengaja atau tidak, tengah menenggak susu cokelat yang dibawanya. "Saya sembur pakai susu, susu cokelat. Dia nggak kena sebenarnya," kata Marlinda.

Marlinda lalu balik kanan kembali ke kemudi. Dia pikir percekcokan itu telah habis perkara. Namun dia salah. Ketika dia hendak melajukan bus lagi, tiba-tiba Sarju memukul kaca bus sebelah kiri yang persis berada di samping Marlinda.

"Pipi sebelah kanan saya robek. Saya melaporkan pelaku atas tindakan tidak menyenangkan," kata Marlinda.


4. Semprot Pemotor Ngawur

Bu sopir Transjakarta yang satu ini sedang apes. Saat sedang menyusuri koridor busway Dukuh Atas-Pulogadung, tiba-tiba saja seorang pengendara motor nyelonong, memotong jalannya. Untunglah sopir wanita ini sigap. Dia buru-buru mengerem dan mengklakson keras. 

Penumpang yang dibawanya pun sibuk bergumam turut kesal, "Ya ampuuunnn!! Ngawur banget sih!!" begitu suara para penumpang yang terdengar mengomentari biker ugal-ugalan itu.
Untung tidak ada penumpang Transjakarta yang berdiri. Kalau ada, bisa-bisa penumpang itu bisa turut terjerembab karena pengereman yang mendadak. 

Peristiwa itu terjadi jalur busway di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2007) pukul 09.50 WIB. Memang di kawasan ini rawan penyerobotan jalur busway. Kalau nyerobot tapi tidak ugal-ugalan mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi ini menerobos dan mengancam keselamatan jiwa, siapa yang tak kesal? 

Rasa kesal sopir wanita yang necis dengan setelan biru dan kacamata gelapnya itu rupanya terus tersimpan hingga bus mencapai pertigaan Minangkabau. Saat itu traffic light berwarna merah. Dia menghentikan busnya, sedangkan belasan motor ada di depannya. Di antara motor itu ada pengendara motor yang hampir saja nyaris membuat jantungnya copot. Tak diduga, si ibu sopir bangkit dari tempat duduknya. Dia membuka pintu lalu turun ke jalan. Ditutupnya pintu bus dengan suara keras, mewakili betapa panas hatinya. Brak! 

Perempuan 30-an tahun itu lalu mendekati pengendara motor yang ugal-ugalan tadi. Bu sopir melabrak pengendara itu. Wajahnya tampak merah padam menahan amarah. Pria yang dilabraknya hanya diam saja mendapat semprotan itu, sadar dirinya salah. Tak ayal, peristiwa ini menarik perhatian para pengguna jalan dan penumpang Transjakarta yang menyaksikan dari balik kaca bus. Setelah puas melabrak, bu sopir kembali ke tempat duduknya. Tindakannya mendapat dukungan penumpang bus. 

"Wah nggak nyangka sopirnya berani ya," komentar seorang penumpang. "Betul Bu, saya dukung. Dia ngawur," celetuk penumpang yang lain. "Harus dikasih pelajaran biar kapok," sahut yang lain. "Getok saja Bu," imbuh yang lainnya. 

Sopir wanita itu menyahut setengah curhat, "Nanti kalau saya tabrak, saya yang dimarahin, padahal dia ngawur. Saya menghindari dia hampir nabrak mobil. Kalau sopir mobilnya marah, saya lagi yang kena." Setelah itu bu sopir yang menolak menyebutkan namanya itu melajukan kembali bus warna abu-abu metaliknya menuju Pulogadung. Wuzzz...


Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.