Selasa, 20 Agustus 2013

7 Wajah Pasar Minggu: Dari Penertiban Pura-pura hingga Nyata


Penataan PKL Pasar Minggu sudah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sekitar April-Mei 2013. Awalnya, penertiban itu kambuhan pada pagi hari. Kemudian secara bertahap, penataan PKL itu diusahakan konsisten termasuk malam hari.

Pengamatan detikcom, kawasan Pasar Minggu mulai ditertibkan pada November 2012. Namun, warga kecele karena beberapa hari kemudian PKL Pasar Minggu kambuh lagi. Ternyata, penertiban itu pura-pura untuk penghargaan Adipura.

Kemudian, seiring Pemprov DKI menata pasar dan PKL di kawasan ibu kota yang menjadi biang macet dan ruwet, Pasar Minggu ditata lagi pada Mei 2013. Sejak itu, Pasar Minggu berangsur bersih bila siang dan kembali normal bin ruwet bila malam. 

Terakhir, pasca Lebaran hingga Senin (19/8/2013) malam, Pasar Minggu bersih dari 'PKL tumpah' siang-malam. Berikut wajah Pasar Minggu sejak penertiban pura-pura hingga berlangsung sekarang ini.


1. Bersih Pura-pura - November 2012

Pada Senin (5/11/2012) pagi, Pasar Minggu yang semrawut kali ini terlihat bersih. Para PKL yang biasa mangkal di trotorar, median jalan, dan juga pinggir jalan tak terlihat lagi.

Namun malamnya, kawasan ini terlihat semrawut lagi. Pemantauan detikcom, Senin (5/11/2012) pukul 22.30 WIB, para pedagang kaki lima (PKL) kembali berjualan di trotoar dan median jalan. Sebagian besar adalah pedagang buah-buahan dan minuman.

Trotoar di sekitar perempatan Jalan Ragunan kembali menjadi pasar. Gerobak-gerobak kosong berserakan di mana-mana. Sementara di pinggir jalan Ragunan di depan pasar juga kembali menjadi tempat pedagang sayur mayur. Setiap malam, separuh jalan raya ini memang selalu menjadi tempat mangkal pedagang.

Informasi yang masuk ke meja redaksi detikcom dari beberapa pembaca, kejadian ini sering terjadi dan hanya sesaat. Penertiban yang sementara ini diduga karena ada penilaian Adipura yang memang penilaiannya dilakukan antara Oktober hingga Desember.

Hal ini diperkuat pengakuan pedagang yang sudah paham gejala tahunan ini. Tumi (46), seorang pedagang di dekat stasiun Pasar Minggu menambahkan, pemberitahuan pada para pedagang sudah dilakukan sejak Minggu pagi. Dengan jelas, petugas Satpol PP yang datang meminta pengosongan karena ada penilaian Adipura.

Sunarto (52), pedagang buah di jalanan pasar Minggu bercerita, dia dipindah ke samping terminal, dekat lokasi binaan UKM Pasar Minggu. Tempat itu disebut penampungan sementara. Sunarto berani berdagang lagi karena sudah mendapat informasi bahwa tim penilai Adipura sudah selesai bertugas. 

Apakah ini hanya rekayasa selama penilaian Adipura? Lurah Pasar Minggu menyangkalnya.

"Adipura itu kita biasa saja, rutin setiap tahun. Tidak ada rekayasa. Jadi kondisinya bukan disiapkan untuk penilaian," ujar Lurah Pasar Minggu, Chairussalam, kepada detikcom, ketika ditemui di kantornya, Selasa (6/11/12).


2. Pagi Rapi Malam Ruwet - Februari 2013

Pantauan detikcom sejak Jumat (22/2/2013) hingga Senin (25/2/2013) pagi sekitar pukul 09.00-10.00 WIB, tak ada PKL yang semrawut di depan pasar. Tampak juga beberapa mobil Satpol PP yang terparkir.

Jadi di depan bangunan PD Pasar Jaya Pasar Minggu kini tak lagi rusuh dan ruwet namun lebih tertata. Penjual-penjual buah pun kini tak tampak membuka lapaknya sembarangan. Pasar yang berdampingan dengan terminal ini tampak tak seruwet biasanya karena campur baur antara angkot-angkot yang masuk terminal dengan PKL. 

"Ini penertiban. Soalnya untuk buang sampah biar nggak sulit. Sampahnya banyak banget soalnya. Ya tapi nanti ya balik lagi," jelas seorang pedagang asongan yang biasa menjajakan tisu di Metro Mini atau Kopaja ini.

Tak hanya di depan bangunan Pasar Minggu saja, sepanjang trotoar di Jalan Ragunan yang menuju Pasar Minggu kini pada sekitar pukul 09.00 WIB sudah bersih. Padahal biasanya pedagang sayur mayur masih menggelar dagangan di situ. Pagi ini, tampak petugas penyapu kebersihan membersihkan trotoar itu. Pedagang buah yang membuka lapak ini hanya tampak bila malam hari.


3. Ruwet Kumat Lagi - Februari 2013

Setelah bersih dan rapi pada akhir pekan lalu hingga Senin (25/2/2013), Pasar Minggu kumat lagi. Sayang, kerapian itu tak bertahan lama. 

Pada Selasa kemarin hingga Rabu ini ruwet di Pasar Minggu kembali kambuh. detikcom mendapati pada jam yang sama jam 09.00 WIB-10.00 WIB, Rabu (27/2/2013), pedagang kaki lima yang menjual buah memenuhi lapak di depan bangunan pasar dan supermarket Robinson. 

Pasar Minggu pun kembali seperti sebelumnya, ruwet dan tak sedap dipandang mata. Jalan ke terminal pun dipenuhi PKL yang pada akhir pekan lalu tak tampak. Macet menghiasi sepanjang jalan menuju Pasar Minggu seperti biasa.


4. Pagi Harus Tertib, Malam Boleh Ruwet - Pekan I Juni 2013

Kawasan Pasar Minggu yang dulu semrawut kini tampak lebih bersih. Jalanan lega karena tak ada PKL mangkal di pinggir jalan. Hal ini tampak dari jepretan fotografer detik, Agung Pambudhy pada Rabu 5 Juni 2013 lalu. Pada hari ini, Pasar Minggu sudah sepekan ditertibkan. 

Pinggir jalan yang penuh dengan PKL tampak bersih. Arus lalu lintas pun lancar. Putaran angkot dari Depok yang bertepatan dengan perempatan jembatan underpass yang memiliki traffic light biasanya ruwet, kini hilang. Sumber macet angkot yang ngetem sembarangan hingga perempatan yang selalu ruwet kini menghilang! Namun pedagang itu kembali berjualan bila malam tiba. Lho?

Ternyata itu memang kebijakan Pemprov DKI yang masih mengizinkan PKL untuk bebas berdagang di malam hari di Pasar Minggu.

"Dari pukul 05.00 WIB sampai 20.00 WIB petugas gabungan berjaga-jaga di sekitar Pasar Minggu, supaya mereka nggak berjualan lagi," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono usai apel penertiban PKL di Polsek Pasar Minggu, Jalan Raya Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (3/6/2013).

Namun selepas pukul 20.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB, PKL boleh berjualan kembali di jalanan. Bulan ini, arus lalu lintas sudah mulai ditata.


5. Ruwet Kumat Lagi Siang Malam - Pekan III Juni 2013

Penertiban terhadap lapak kaki lima di sepanjang Pasar Minggu beberapa waktu lalu, tidak lagi terlihat hasilnya. Ratusan pedagang yang sempat menyingkir selama beberapa waktu, kembali menggelar dagangannya di trotoar. Lokasi pengganti yang disediakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mereka tinggalkan.

Kondisi terkini Pasar Minggu tidak jauh berbeda dibanding sebelum penertiban. Lapak PKL berderet mulai Ramayana hingga ke dalam terminal. Beberapa pedagang seperti pedagang sayuran dan alat rumah tangga mengaku masih ngotot berjualan di pinggir jalan karena lokasi alternatif yang disediakan PD Pasar Jaya dan Pemkot setempat tidak kondusif.

"Terlalu ke belakang tempatnya. Turun angkot biasanya kan orang langsung belanja. Kalau kami jualan di tempat baru, nggak akan laku," ujar pedagang alat tulis bernama Farid (30) kepada detikcom, Rabu (19/6/2013).

Menurutnya saat ini para PKL terpaksa harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP yang berjaga dari pagi hingga sore hari. Mereka mengaku melakukan hal tersebut karena tidak ingin tempat mereka berjualan dipindahkan ke lokasi yang tak terjangkau konsumen.

Sementara ketika detikcom menghampiri petugas Satpol PP yang sedang berjaga, mereka enggan berkomentar. Beberapa hanya mengaku sulit menertibkan para pedagang yang masih membandel.

"Ya sudah ditertibkan masih jualan. Mau diusir bagaimana? Sekarang kabur, besok jualan lagi," ujar seorang petugas Satpol PP sambil berlalu.


6. Jadi Pasar Malam - Juli 2013

Selepas Juni 2013, PKL yang luber ke jalan di kawasan Pasar Minggu hanya malam hari. Di siang hari, hanya ada beberapa PKL yang bandel berjualan di pinggir jalan.   

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) blusukan ke Pasar Minggu pada Senin (29/7/2013) pukul 15.00 WIB. Peninjauan ini dilakukan secara mendadak tanpa diketahui oleh pihak Satpol PP maupun Dinas Perhubungan yang berjaga di lokasi tersebut. Jokowi tiba di Pasar Minggu, melintasi Pasar Minggu dari arah Balai Rakyat, suasana pasar tampak sudah dipenuhi oleh pedagang kaki lima. Padahal di lokasi itu terdapat beberapa kelompok petugas Satpol PP.

Jokowi hanya memantau dari dalam mobil Toyota Innova warna hitam B 1124 BH. Para petugas Satpol PP ini tidak ada yang mengetahui keberadaan Jokowi di lokasi itu. Bahkan tepat di beberapa mobil Satpol PP itu banyak PKL yang berjualan. Jokowi mengaku kecewa. Bahkan Jokowi sengaja tidak turun karena mengaku khawatir tidak bisa menahan amarah.

"Saya sengaja tidak turun, kalau turun sudah marah-marah. Ini kan bulan puasa, bisa batal puasa saya. Masak saya nanti harus marah-marah, nendang-nendang," ujarnya.

Selama menjelang Lebaran, Pasar Minggu menjadi pasar malam seperti yang tampak pada gambar di atas.


7. Bersih Siang Malam - Pekan II Agustus 2013

Pasca Lebaran dan berganti pekan, PKL di sepanjang Jalan Raya Ragunan di sekitar Pasar Minggu sudah bersih. Lalu lintas lancar. Bus Metro Mini dan semua angkot kini harus masuk ke terminal, tak boleh ngetem di perempatan Pasar Minggu yang berpotongan dengan jembatan underpass Jalan Raya Pasar Minggu. 

Dishub DKI dan Dinas Pertamanan membuat pembatas jalan beton tertata. Angkot yang masuk ke Terminal Pasar Minggu dan keluar dibatasi oleh pembatas beton setinggi 1 meter. Ada taman juga yang dibentuk segitiga pembatas jalan, yang memisahkan masuk ke terminal, mengarah ke Jalan Raya Pasar Minggu, keluar terminal sekaligus mengarah ke Jalan Raya Ragunan.


(Pasar Minggu pada Senin 19 Agustus malam kemarin/Nograhany-detikcom)



Pada malam hari, jalanan Pasar Minggu tak lagi menjadi pasar malam. Semua dipindahkan ke Lokasi Binaan di bawah Dinas UMKM DKI dan kios pasar milik PD Pasar Jaya. Lampu penerangan jalan sengaja dimatikan agar tak dimanfaatkan PKL berjualan kembali. Belasan mobil Satpol PP bersiaga di pinggir jalan hingga ke arah stasiun Pasar Minggu. Satpol PP berjaga 24 jam, 120-an saat pagi dan 130 hingga 150 personel saat malam. Pasar Minggu saat malam kini senyap. 

Semoga kondisi ini awet!


Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.