Selasa, 13 Agustus 2013

Hasil Survei Buktikan Biaya Kencan Masih Sering Ditanggung Pria

thumbnail


Kesetaraan gender terus diperjuangkan. Gerakan feminisme sudah berjalan selama hampir 50 tahun. Pembagian peran gender konvensionalpun pelan-pelan memudar. Namun, ternyata tetap saja pria lebih sering membayari makan saat kencan daripada wanita.

Tim peneliti dari Chapman University, California State University, dan Wellesley College mempelajari pendapat pria dan wanita mengenai siapa yang harus membayar saat kencan pada masa pacaran. Dengan melibatkan 17.000 partisipan, ia juga mencari tahu tentang seberapa jauh pasangan berbagi pengeluaran saat kencan.

"Motivasi studi ini adalah untuk memahami mengapa beberapa praktik gender lebih tahan terhadap perubahan dibanding yang lain," jelas David Frederick, salah satu peneliti, seperti dikutip dari EurekAlert (11/08/13).

Pendapat konvensional mendikte bahwa pria harus membayar saat kencan, sedangkan prinsip egaliter mengatakan bahwa tak perlu ditentukan siapa yang harus membayar pengeluaran kencan seperti saat makan di restoran.

Hasilnya ternyata konsisten dengan norma konvensional. Kebanyakan pria (84%) dan wanita (58%) melaporkan bahwa pria membayar sebagian besar pengeluaran, bahkan setelah berkencan sekian lama.

Wanita sendiri mengklaim mereka menawarkan membayar (57%). Bagaimanapun juga 39% wanita mengaku berharap si pria akan menolak tawaran tersebut, sedangkan 44% wanita merasa terganggu jika pasangannya mengharapkan mereka ikut membayar.

Padahal, 64% pria percaya bahwa wanita seharusnya turut berkontribusi pada pengeluaran saat kencan. Bahkan, 44% pria mengatakan akan berhenti mengencani wanita yang tak pernah membayar saat kencan. Meski demikian, jumlah pria yang merasa bersalah jika dibayari wanita tetap menjadi mayoritas (76%).

Meski pria mengeluarkan uang lebih banyak, 4 dari 10 pria dan wanita setuju bahwa pengeluaran saat kencan dibagi bersama pada bulan pertama. Selain itu, 74% pria dan 83% wanita dilaporkan telah berbagi pengeluaran dalam enam bulan.

Menurut Frederick, pola dasar yang sama terlihat pada jenjang umur, pendapatan, dan pendidikan berbeda. Walaupun begitu, wanita dan pria usia 20 tahunan cenderung menganut prinsip egaliter.

Diramalkan, ritual pacaran terkait siapa yang membayar saat kencan akan berubah di masa depan, seiring transformasi kemampuan sosial dan material relatif dari pria dan wanita.

Paper berjudul 'Who Pays for Dates? Following versus Challenging Conventional Gender Norms' ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Sociological Association ke-108.


Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.