Kesetaraan gender terus diperjuangkan. Gerakan feminisme sudah berjalan
selama hampir 50 tahun. Pembagian peran gender konvensionalpun
pelan-pelan memudar. Namun, ternyata tetap saja pria lebih sering
membayari makan saat kencan daripada wanita.
Tim peneliti dari
Chapman University, California State University, dan Wellesley College
mempelajari pendapat pria dan wanita mengenai siapa yang harus membayar
saat kencan pada masa pacaran. Dengan melibatkan 17.000 partisipan, ia
juga mencari tahu tentang seberapa jauh pasangan berbagi pengeluaran
saat kencan.
"Motivasi studi ini adalah untuk memahami mengapa
beberapa praktik gender lebih tahan terhadap perubahan dibanding yang
lain," jelas David Frederick, salah satu peneliti, seperti dikutip dari
EurekAlert (11/08/13).
Pendapat konvensional mendikte bahwa pria
harus membayar saat kencan, sedangkan prinsip egaliter mengatakan bahwa
tak perlu ditentukan siapa yang harus membayar pengeluaran kencan
seperti saat makan di restoran.
Hasilnya ternyata konsisten
dengan norma konvensional. Kebanyakan pria (84%) dan wanita (58%)
melaporkan bahwa pria membayar sebagian besar pengeluaran, bahkan
setelah berkencan sekian lama.
Wanita sendiri mengklaim mereka
menawarkan membayar (57%). Bagaimanapun juga 39% wanita mengaku berharap
si pria akan menolak tawaran tersebut, sedangkan 44% wanita merasa
terganggu jika pasangannya mengharapkan mereka ikut membayar.
Padahal,
64% pria percaya bahwa wanita seharusnya turut berkontribusi pada
pengeluaran saat kencan. Bahkan, 44% pria mengatakan akan berhenti
mengencani wanita yang tak pernah membayar saat kencan. Meski demikian,
jumlah pria yang merasa bersalah jika dibayari wanita tetap menjadi
mayoritas (76%).
Meski pria mengeluarkan uang lebih banyak, 4
dari 10 pria dan wanita setuju bahwa pengeluaran saat kencan dibagi
bersama pada bulan pertama. Selain itu, 74% pria dan 83% wanita
dilaporkan telah berbagi pengeluaran dalam enam bulan.
Menurut
Frederick, pola dasar yang sama terlihat pada jenjang umur, pendapatan,
dan pendidikan berbeda. Walaupun begitu, wanita dan pria usia 20 tahunan
cenderung menganut prinsip egaliter.
Diramalkan, ritual pacaran
terkait siapa yang membayar saat kencan akan berubah di masa depan,
seiring transformasi kemampuan sosial dan material relatif dari pria dan
wanita.
Paper berjudul 'Who Pays for Dates? Following versus Challenging Conventional Gender Norms' ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Sociological Association ke-108.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.