Kedok Walang (54) dan Sa'aran (60) sebagai pengemis akhirnya terbongkar 
setelah Dinas Sosial Jakarta Selatan mengamankan keduanya. Petugas 
mendapati Rp 25 juta di dalam gerobak yang menjadi alat 'operasi' Welang
 di bawah Tugu Pancoran.
Rupanya, terungkapnya akal bulus Walang 
ini bukan pertama kali terjadi. Pihak Dinas Sosial Jakarta Selatan 
mendapati beberapa fakta bahwa mereka berpura-pura mengiba untuk meminta
 uang kepada masyarakat.
Berikut beberapa kisah pengungkapan yang
 dilakukan para petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan dalam melakukan 
operasi kepada para gelandangan dan pengemis yang biasa mangkal di 
jalanan.
Pengemis Hamil Lari

Pengemis yang tengah hamil juga 
tidak ketinggalan menjadi sasaran petugas Dinas Sosial untuk dirazia. 
Petugas saat itu menemukan ada pengemis berbadan dua di sekitar Mampang 
Prapatan. 
Namun, alangkah terkejutnya petugas ketika kendaran dan beberapa petugas mendekat, pengemis tersebut berlari begitu kencangnya.
"Kan tidak mungkin orang sedang hamil besar bisa berlari secepat itu," kata Miftahul saat dihubungi detikcom.
Dikencingi Ibu-ibu

Tak mudah bagi petugas Dinas 
Sosial untuk mengamankan dan membawa para pengemis ke panti sosial yang 
sudah disediakan pemerintah. Beragam cara dilakukan para pengemis agar 
terhindar dari penangkapan itu.
Kepala Seksi Rehabilitasi Suku 
Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, mengatakan beberapa kali 
razia digelar pihaknya kerap mendapati kendala dalam tugas.
"Ada 
petugas dikencingi oleh seorang ibu yang mengemis di JPO Polda," kata 
Miftahul saat berbincang dengan detikcom, Rabu (27/11/2013) malam.
Anak Punk

Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial
 Jakarta Selatan, Miftahul Huda, pernah menangkap sejumlah anak punk. 
Namun karena bau mereka menyengat, petugas sempat merasa pening. "Mereka
 jarang mandi," kata Miftahul saat berbincang dengan detikcom, Rabu 
(27/11/2013)
Miftah juga mengatakan, para anak punk ini kerap mengkonsumsi alkohol.
Pengemis 'Tangan Buntung'

Kepala Seksi Rehabilitasi 
Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda juga pernah menemukan 
pengemis pria yang tangannya buntung sebelah. Namun saat ribut dengan 
pengemis lain, dia mengeluarkan tangannya.
Kisah ini terjadi di 
depan Al-Azhar. Pria yang berpura-pura buntung itu tiba-tiba 
mengeluarkan tangan buntungnya untuk memukul orang ain.
Tak lama kemudian, Miftah dan jajarannya menjaring pengemis tersebut.
Pengemis Tuna Netra 'Ngibrit' Saat Hujan Deras Turun

Menurut
 Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul 
Huda, para pengemis di Jakarta hampir tersebar di setiap perempatan di 
Jakarta. Berbagai macam cara mereka melakukan aksi mengharap iba kepada 
warga yang melintas.
Dia mencontohkan ketika salah seorang 
pengemis berlari kencang saat hujan mulai turun di kawasan Jl TB 
Simatupang. "Larinya kenceng banget, kita sampai enggak terkejar," kata 
Miftahul, saat dihubungi detikcom, Rabu (27/11/2013).
Petugas, 
sebelumnya sudah melakukan pengintaian kepada pengemis tersebut. 
Pengintaian dilakukan untuk memastikan akal bulus si pengemis.
Sumber: Detik
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.