Rabu, 12 Juni 2013

Disindir Jokowi Soal 'Kerak Telor', Ini Jawaban Pihak Jakarta Fair


Gubernur DKI Joko Widodo menyindir pengelola Jakarta Fair atau lazim disebut PRJ yang dianggap tidak pro rakyat kecil. Salah satu contoh yang diangkat adalah keberadaan tukang kerak telor. Apa tanggapan pihak JIExpo selaku pengelola pameran tahunan itu?

Pada Senin (10/6) lalu, Jokowi mendatangi pedagang kerak telor di luar area PRJ, Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Mantan Wali Kota Solo itu menyindir pihak Jakarta Fair yang tak memberi akses pada mereka di pameran. Lalu, masih ada pungutan terhadap pedagang kecil itu.

Menjawab sindiran ini, Direktur Marketing PT. Jakarta International Expo (JIExpo), Ralph Scheunemann, pun memberi penjelasan. Para tukang kerak telor itu, kata Scheunemann, sebenarnya ada yang diberi kesempatan masuk ke pameran. Bila ada yang masih berjualan di luar, itu juga dianggap sesuatu hal yang positif.

“Itu adalah multiplier effect dari pameran yang kita buat. Jadi terbukti Jakarta Fair tidak hanya bermanfaat bagi peserta dan pengunjung saja, tapi juga memberi manfaat bagi para pedagang kaki lima,” katanya.

Soal pedagang kaki lima dan kerak telor yang tidak diajak ikut pameran, Scheunemann punya jawaban sendiri. Langkah itu dilakukan karena Panitia Jakarta Fair tidak mungkin dapat menampung semua pihak dan tidak mungkin dapat memuaskan semua pihak.

“Pedagang kaki lima dan tukang kerak telor di luar Arena PRJ jumlahnya ada ratusan, mungkin di seluruh Jakarta ada puluhan ribu. Kan tidak mungkin Panitia Jakarta Fair dapat menampung semuanya,” kata pria Jerman yang fasih bahasa Indonesia ini.

Dijelaskan dia, dalam event Jakarta Fair 2013, sudah ada 240 pedagang kerak telor. Tak hanya itu, 40 persen atau lebih 1.000 peserta Jakarta Fair adalah dari kalangan UKM dan pengusaha kecil.

Oleh karena itu ia menyambut baik niat Jokowi yang akan membuat pameran lain di Monas yang khusus untuk menampung pedagang kecil, UKM, dan kerak telor. Ia berharap pameran tersebut dapat menampung gairah usaha pedagang dan pengusaha kecil yang juga memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi.

Dalam rilisnya, tim Jakarta Fair juga memberi informasi tentang program bagi lansia dan masyarakat difabel. Bahkan ada diskon khusus bagi warga yang sudah berusia lanjut.

“Arena PRJ Kemayoran ini ramah terhadap kaum difabel. Di setiap pintu masuk hall kami sediakan jalan tanjakan untuk kursi roda. Jadi kursi roda bisa masuk tanpa harus bersusah-susah," kata ketua panitia Jakarta Fair Prajna Murdaya.

Tahun ini semua loket penjualan tiket Jakarta Fair dapat melayani tiket gratis bagi kaum lansia. Mereka cukup menunjukkan KTP dan jika berusia lebih 60 tahun maka akan diberikan tiket gratis beserta smart card-nya.

“Kaum lansia bisa masuk gratis melalui semua pintu masuk. Mereka cukup menunjukkan KTP di loket penjualan tiket untuk menukarkan dengan smart card, setelah menukarkan smart card, tinggal masuk saja melalui pintu elektronik," katanya.

Hanya saja, para lansia dan anak-anak yang tingginya di bawah 1 meter yang mendapatkan tiket gratis ini tidak bisa mengikuti undian tiket berhadiah motor yang diundi setiap hari dan berhadiah mobil yang diundi seminggu sekali.

Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.