Gubernur DKI Joko Widodo menyindir pengelola Jakarta Fair atau lazim
disebut PRJ yang dianggap tidak pro rakyat kecil. Salah satu contoh yang
diangkat adalah keberadaan tukang kerak telor. Apa tanggapan pihak
JIExpo selaku pengelola pameran tahunan itu?
Pada Senin (10/6)
lalu, Jokowi mendatangi pedagang kerak telor di luar area PRJ, Jalan
Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Mantan Wali Kota Solo itu
menyindir pihak Jakarta Fair yang tak memberi akses pada mereka di
pameran. Lalu, masih ada pungutan terhadap pedagang kecil itu.
Menjawab
sindiran ini, Direktur Marketing PT. Jakarta International Expo
(JIExpo), Ralph Scheunemann, pun memberi penjelasan. Para tukang kerak
telor itu, kata Scheunemann, sebenarnya ada yang diberi kesempatan masuk
ke pameran. Bila ada yang masih berjualan di luar, itu juga dianggap
sesuatu hal yang positif.
“Itu adalah multiplier effect dari
pameran yang kita buat. Jadi terbukti Jakarta Fair tidak hanya
bermanfaat bagi peserta dan pengunjung saja, tapi juga memberi manfaat
bagi para pedagang kaki lima,” katanya.
Soal pedagang kaki lima
dan kerak telor yang tidak diajak ikut pameran, Scheunemann punya
jawaban sendiri. Langkah itu dilakukan karena Panitia Jakarta Fair tidak
mungkin dapat menampung semua pihak dan tidak mungkin dapat memuaskan
semua pihak.
“Pedagang kaki lima dan tukang kerak telor di luar
Arena PRJ jumlahnya ada ratusan, mungkin di seluruh Jakarta ada puluhan
ribu. Kan tidak mungkin Panitia Jakarta Fair dapat menampung semuanya,”
kata pria Jerman yang fasih bahasa Indonesia ini.
Dijelaskan dia,
dalam event Jakarta Fair 2013, sudah ada 240 pedagang kerak telor. Tak
hanya itu, 40 persen atau lebih 1.000 peserta Jakarta Fair adalah dari
kalangan UKM dan pengusaha kecil.
Oleh karena itu ia menyambut
baik niat Jokowi yang akan membuat pameran lain di Monas yang khusus
untuk menampung pedagang kecil, UKM, dan kerak telor. Ia berharap
pameran tersebut dapat menampung gairah usaha pedagang dan pengusaha
kecil yang juga memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi.
Dalam
rilisnya, tim Jakarta Fair juga memberi informasi tentang program bagi
lansia dan masyarakat difabel. Bahkan ada diskon khusus bagi warga yang
sudah berusia lanjut.
“Arena PRJ Kemayoran ini ramah terhadap
kaum difabel. Di setiap pintu masuk hall kami sediakan jalan tanjakan
untuk kursi roda. Jadi kursi roda bisa masuk tanpa harus
bersusah-susah," kata ketua panitia Jakarta Fair Prajna Murdaya.
Tahun
ini semua loket penjualan tiket Jakarta Fair dapat melayani tiket
gratis bagi kaum lansia. Mereka cukup menunjukkan KTP dan jika berusia
lebih 60 tahun maka akan diberikan tiket gratis beserta smart card-nya.
“Kaum
lansia bisa masuk gratis melalui semua pintu masuk. Mereka cukup
menunjukkan KTP di loket penjualan tiket untuk menukarkan dengan smart
card, setelah menukarkan smart card, tinggal masuk saja melalui pintu
elektronik," katanya.
Hanya saja, para lansia dan anak-anak yang
tingginya di bawah 1 meter yang mendapatkan tiket gratis ini tidak bisa
mengikuti undian tiket berhadiah motor yang diundi setiap hari dan
berhadiah mobil yang diundi seminggu sekali.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.