Rabu, 22 Januari 2014

Inilah Dampak Kecanduan Pornografi pada Tubuh Manusia



Kecanduan pornografi adalah salah satu kecanduan yang paling sulit untuk diobati. Padahal selain merusak kehidupan sosial, kecanduan ini juga dapat memberikan dampak pada tubuh secara fisik dan psikis.

Kecanduan pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu pornografi tidak sanggup menghentikannya.

Berikut beberapa dampak pornografi pada tubuh manusia, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Rabu (22/1/2014):


1. Lebih merusak otak ketimbang narkoba

"Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi, padahal efek negatifnya lebih besar daripada narkoba dalam hal merusak otak. Tak hanya itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pacandu narkoba," ujar Dr Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA, dalam artikel detikHealth sebelumnya.

Menurut Dr Mark, pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi). Sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak.

Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun, orang tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.

Pada pecandu pornografi, Dr Mark menjelaskan, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik

Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak akan bekerja dengan sangat ekstrem kemudian mengecil dan rusak.



2. Anoreksia seksual


Dalam laporan studi yang sudah dipublikasikan pada Italian Society of Andrology and Sexual Medicine, dari 28.000 pria yang disurvei peneliti menemukan bahwa kebanyakan pria akan menonton film porno pada usia muda, sekitar 14 hingga 20-an tahun.

"Semakin banyak pria muda Italia menderita dari 'anoreksia seksual' dan tidak mampu untuk mendapatkan ereksi karena penggunaan internet untuk pornografi yang biasanya dimulai pada usia remaja," jelas Marnia Robinson, pemimpin studi.

Anoreksia yang berasal dari bahasa Yunani berarti tanpa nafsu makan. Istilah anoreksia seksual digunakan untuk menggambarkan kondisi berkurangnya nafsu seksual. Orang dengan anoreksia seksual biasanya takut dengan keintimnan, kontak seksual, malu dan membenci diri sendiri atas pengalaman seksual.

Robinson mengatakan penyebab orang menjadi pecandu pornografi dan anoreksi seksual adalah masalah fisiologis, bukan psikologis.



3. Disfungsi ereksi atau impoten


Sebuah survei di Italia menemukan ada hubungan yang besar antara kecanduar pornografi dan disfungsi ereksi alias impotensi. Prof Carlo Foresta, profesor urologi di University of Padua yang melakukan survei menemukan 70 persen pemuda mencari bantuan klinis untuk masalah seksual karena telah kecanduan pornografi internet.

"Banyak pria muda berusia 20 tahun atau lebih, tidak bisa mendapatkan gadis dalam dunia nyata sehingga membuatnya memiliki kebiasaan menonton pornografi atau masturbasi yang berlebihan. Pria-pria ini tidak akan pernah terbuka membicarakan hal ini dengan teman atau rekan kerjanya karena takut akan menjadi bahan tertawaan. Tapi ketika ada salah satu dari mereka menceritakan masalahnya dalam forum kesehatan, maka akan banyak balasan dari orang lain yang juga mengalami masalah yang sama," kata salah seorang partisipan Prof Foresta.

Menurut Prof Foresta, impotensi yang terkait dengan pornografi bisa disembuhkan. Namun dalam masa pemulihan, dibutuhkan sekitar 4 sampai 12 minggu untuk menghindari rangsangan seksual yang intens.



4. Tak tertarik dengan hubungan seks nyata


Studi lain juga menemukan bahwa kecanduan pornografi dapat mempengaruhi performa pria di atas ranjang. Temuan dari studi ini menyatakan bahwa paparan pornografi berlebih bisa membuat pria tidak mampu mendapatkan kegembiraan dengan aktivitas seksual nyata dengan pasangan.

Hal ini terjadi karena menonton pornografi membuat stimulasi dopamin (neurotransmitter yang mengaktifkan pusat kesenangan di otak) terjadi secara terus-menerus. Akibatnya, otak kehilangan kemampuannya untuk merespons tingkat normal dopamin dan seorang pecandu pornografi perlu pengalaman yang bersifat ekstrem untuk bisa membuatnya terangsang. Kebanyakan pecandu pornografi akan lebih tertarik menonton film porno ketimbang bercinta dengan pasangannya di dunia nyata.


Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.