Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melayangkan suratnya kepada Wakil
Presiden Boediono. Jokowi, begitu ia biasa dipanggil menyampaikan
keberatannya atas kebijakan mobil murah alias Low Cost Green Car (LCGC)
yang baru saja dikeluarkan payung hukumnya itu.
Dia meminta
kebijakan itu dikaji lagi sebab mantan wali kota Surakarta ini khawatir,
Jakarta yang ia pimpin akan makin macet. Pengamat transportasi dari
ITDP (Institute for Transportation & Development Policy) Yoga
Adiwinarto memaklumi keberatan Jokowi.
Kebijakan ini tentu saja
bertentangan dengan upaya Jokowi yang tengah bergiat mengurangi
kemacetan. Kehadiran mobil murah ini akan merangsang orang membeli mobil
pribadi, artinya kepemilikan akan bertambah.
Selain itu, karena
mobil murah juga diklaim hemat bahan bakar, akan mendorong orang
bepergian lebih jauh. “Jadi memang benar akan menambah macet juga dan
memicu penggunannya yang lebih banyak, tadinya hanya bisa pergi 8
kilometer jadi akan pergi 20 kilometer, nah ini yang berbahaya,” kata
Yoga kepada detikcom, Rabu (18/9) lalu.
Menurut Yoga,
kepemilikan mobil murah tak bisa dicegah. Yang bisa dilakukan Jokowi
adalah membatasi penggunannya. Salah satunya dengan memberlakukan environmental tax atau penambahan pajak bagi tiap bensin yang digunakan.
Cara lainnya adalah segera menerapkan program Electronic Road Pricing atau ERP dan menaikkan tarif parkir untuk daerah di Jakarta.
“Kalau
mencegah pemilikan kita agak susah, tapi powernya DKI itu masih bisa
untuk mencegah penggunaan dari hal parkir, ERP dan juga pembatasan lahan
parkir,” kata Yoga
Tarif parkir dirasa akan efektif tak hanya mengurangi pemakaian LCGC
tapi juga untuk kendaraan pribadi lainnya. Dia mencontohkan jika tarif
parkir Rp 10 ribu perjam di dalam gedung dan di pinggir jalan, maka
pekerja kantoran terpaksa membayar Rp 1,6 juta untuk parkir.
Tahun
ini PT. Toyota Astra Motor memproduksi 30 ribu unit mobil murah. Dari
jumlah tersebut menurut Presiden Direktur Toyota Astra Motor Johnny
Darmawan, hanya 10 persen yang masuk Jakarta. Sementara untuk daerah
penyangga seperti, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok hanya dialokasikan 30
persen dari total produksi.
General Manager Corporate Planning
& Public Relation PT Toyota Astra Motor Widyawati mengatakan,
program mobil murah ini akan berdampak pada peningkatan perekonomian.
Sebab, dengan adanya LCGC akan membuat penambahan investasi oleh pelaku
industri.
“Otomatis Toyota Grup melakukan investasi di Indonesia,
tenaga kerja bertambah ada banyak yang bisa ditampung, itu manfaatnya
buat Negara,” kata dia.
Menurut Widyawati, hingga kemarin jumlah
pemesan mobil murah, Toyota Agya, sudah mencapai angka 18.616 unit.
Mobil ini banyak dilirik masyarakat karena hemat konsumsi bahan bakar.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.