Jumat, 20 September 2013

Mobil Murah Tak Bisa Dicegah



Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melayangkan suratnya kepada Wakil Presiden Boediono. Jokowi, begitu ia biasa dipanggil menyampaikan keberatannya atas kebijakan mobil murah alias Low Cost Green Car (LCGC) yang baru saja dikeluarkan payung hukumnya itu. 

Dia meminta kebijakan itu dikaji lagi sebab mantan wali kota Surakarta ini khawatir, Jakarta yang ia pimpin akan makin macet. Pengamat transportasi dari ITDP (Institute for Transportation & Development Policy) Yoga Adiwinarto memaklumi keberatan Jokowi. 

Kebijakan ini tentu saja bertentangan dengan upaya Jokowi yang tengah bergiat mengurangi kemacetan. Kehadiran mobil murah ini akan merangsang orang membeli mobil pribadi, artinya kepemilikan akan bertambah.

Selain itu, karena mobil murah juga diklaim hemat bahan bakar, akan mendorong orang bepergian lebih jauh. “Jadi memang benar akan menambah macet juga dan memicu penggunannya yang lebih banyak, tadinya hanya bisa pergi 8 kilometer jadi akan pergi 20 kilometer, nah ini yang berbahaya,” kata Yoga kepada detikcom, Rabu (18/9) lalu. 

Menurut Yoga, kepemilikan mobil murah tak bisa dicegah. Yang bisa dilakukan Jokowi adalah membatasi penggunannya. Salah satunya dengan memberlakukan environmental tax atau penambahan pajak bagi tiap bensin yang digunakan. 

Cara lainnya adalah segera menerapkan program Electronic Road Pricing atau ERP dan menaikkan tarif parkir untuk daerah di Jakarta.

“Kalau mencegah pemilikan kita agak susah, tapi powernya DKI itu masih bisa untuk mencegah penggunaan dari hal parkir, ERP dan juga pembatasan lahan parkir,” kata Yoga



Tarif parkir dirasa akan efektif tak hanya mengurangi pemakaian LCGC tapi juga untuk kendaraan pribadi lainnya. Dia mencontohkan jika tarif parkir Rp 10 ribu perjam di dalam gedung dan di pinggir jalan, maka pekerja kantoran terpaksa membayar Rp 1,6 juta untuk parkir. 

Tahun ini PT. Toyota Astra Motor memproduksi 30 ribu unit mobil murah. Dari jumlah tersebut menurut Presiden Direktur Toyota Astra Motor Johnny Darmawan, hanya 10 persen yang masuk Jakarta. Sementara untuk daerah penyangga seperti, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok hanya dialokasikan 30 persen dari total produksi. 

General Manager Corporate Planning & Public Relation PT Toyota Astra Motor Widyawati mengatakan, program mobil murah ini akan berdampak pada peningkatan perekonomian. Sebab, dengan adanya LCGC akan membuat penambahan investasi oleh pelaku industri.

“Otomatis Toyota Grup melakukan investasi di Indonesia, tenaga kerja bertambah ada banyak yang bisa ditampung, itu manfaatnya buat Negara,” kata dia. 

Menurut Widyawati, hingga kemarin jumlah pemesan mobil murah, Toyota Agya, sudah mencapai angka 18.616 unit. Mobil ini banyak dilirik masyarakat karena hemat konsumsi bahan bakar.


Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.