Pernahkah Anda bertanya-tanya darimana pakaian yang Anda beli berasal?
Siapa yang membuatnya? Bisa saja kaos keren yang Anda pakai adalah
produk perbudakan modern.
Masih segar di ingatan kita berita
mengenai runtuhnya gedung di Bangladesh yang menewaskan 1.127 pekerja
industri garment. Jangankan asuransi kecelakaan kerja, lingkungan tempat
mereka bekerja pun tak dibuat nyaman. Hasil penyelidikan sementara
menyatakan, pemilik gedung sengaja menambah lantai tambahan demi
menampung pekerja lebih banyak. Selain itu gedung tersebut juga tak
didesain untuk menahan alat-alat berat industri garmen. Itulah yang
kemudian mengakibatkan gedung tersebut runtuh dan hancur.
Di
negara maju seperti Amerika Serikat, perbudakan modern juga masih
terjadi. Bulan Desember lalu produsen pakaian jadi di Los Angeles
dikenai tuntutan tentang perbudakan modern karena terbukti memberikan
upah terlalu rendah, dan menetapkan jam kerja yang terlalu panjang.
Perusahaan
ini yang membuat produk fashion ternama seperti Aldo , FOREVER 21 dan
Urban Outfitters. Salah satu pekerja mengaku hanya mendapatkan upah 12
sen dari satu rompi yang dilabeli harga $13,80 di FOREVER 21.
Tapi
kenyataan di atas tak ada apa-apanya dengan yang terjadi di India di
tahun 2007. Sebuah perusahaan yang membuat produk GAP terbukti
melakukan perbudakan anak.
"Kami dipaksa bekerja hingga jam satu
pagi. Aku merasa sangat letih dan sakit. Jika kami menangis, kami
dipukul dengan pipa karet. Beberapa anak mulutnya diganjal dengan kain
berlumur minyak sebagai hukuman," kata Jivaj, seorang pekerja berumur 12
tahun.
Di bulan April lalu, sebuah lembaga pembela buruh
menemukan perusahaan di Argentina yang mempekerjakan anak-anak di bawah
umur. Diduga, perusahaan itu yang memproduksi koleksi busana ZARA. Akan
tetapi pihak ZARA dengan tegas mengumumkan bahwa mereka tak memiliki
hubungan apa pun dengan perusahaan Argentina tersebut. Hingga saat ini,
tuduhan tersebut belum terbukti.
Kini banyak industri garmen
yang sudah menyadari hak-hak pekerjanya. Di awal minggu ini, perusahaan
seperti ZARA, H&M, Tommy Hilfiger, dan Calvin Klein menandatangani
perjanjian di Bangladesh mengenai jaminan keselamatan gedung pabrik
mereka. Sementara itu, GAP menolak menandatangani perjanjian, namun
secara lisan berjanji akan menjamin kesejahteraan pekerjanya.
Label-label
seperti Levi's, Abrecombie & Fitch, GAP dan American Eagle
Outfitters juga telah menandatangani perjanjian untuk tidak membeli kain
katun dari Uzbekistan yang terbukti mempekerjakan anak-anak di bawah
umur.
Kalau baju Anda bagaimana?
Sumber: Yahoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.