Seorang fotografer yang mengklaim sebagai fotografer horor merilis karya
mengerikan dengan melibatkan anak-anak. Dia membuat sejumlah karya
fotografi terinspirasi dari mimpi horor yang kerap dialami anak. Inilah
perwujudan mimpi tersebut dalam jepretan fotografer bernama Joshua
Hoffine itu.
Alasan
Joshua
mendapatkan inspirasi dalam membuat foto-foto horor terbarunya ini
setelah membacakan cerita pengantar tidur untuk empat putrinya. Pria 40
tahun itu memilih mimpi horor sebagai tema karya terbarunya karena dia
tertarik dengan psikologi dari sebuah ketakutan.
Anak
Dalam
membuat foto mimpi horor anak ini, sang fotografer menjadikan putrinya
sendiri sebagai model. Meskipun dalam pembuatan foto tersebut, si anak
disuguhkan wajah-wajah seram, menurut Joshua, mereka tidak takut.
"Mereka tahu kita membuat foto menyeramkan dan senang dengan ide
menakuti orang lain," katanya pada Huffington Post.
Seram
Anak-anak
diminta Joshua berakting ketakutan saat melihat sosok-sosok seram yang
dibuatnya untuk mendapatkan hasil foto terbaik. Seperti di foto ini,
seorang anak tampak berteriak dari atas tempat tidurnya saat melihat
setan.
Diprotes
Beberapa
foto Joshua diprotes karena dianggap terlalu berlebihan dan tidak
pantas melibatkan anak-anak. Salah satunya adalah foto ini yang
menampilkan seorang anak duduk di samping tempat tidur, sementara di
depannya ada seorang wanita dengan mulut penuh kecoa.
Model
Model
di foto ini adalah putri Joshua sendiri. Menurut fotografer asal AS
itu, putrinya hanya bisa berakting dalam waktu yang singkat.
Kontroversi
Foto
yang menampilkan seorang anak berteriak saat dihampiri seekor serigala
ini menurut Joshua merupakan karyanya yang paling kontroversial. "Aku
paling banyak mendapat email protes karena ini. Menurut banyak orang,
sudah melanggar batas. Serigala secara universal dianggap sebagai
predator seks," katanya. Apapun anggapan orang baginya, apa yang
ditampilannya hanya sebagai sebuah hiburan.
99% Asli
"99%
apa yang dilihat di fotoku ini diambil dari kamera. Aku dan timku
menghabiskan berminggu-minggu membangun lokasi foto dan membuat efek
make-up yang sempurna untuk mematiskan kami tidak perlu melakukan proses
pasca produksi (seperti photoshop)," jelas Joshua lagi.
Sumber: Wolipop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.