Minggu, 28 April 2013

Dua Topik Lelucon Ini Harus Dihindari karena Bisa Buat Pria Sakit Hati

img

Umumnya pria suka berdekatan dengan wanita yang punya selera humor tinggi. Bahkan dalam sejumlah penelitian, pria melihat wanita humoris sebagai sosok yang seksi dan menyenangkan.

Namun melontarkan lelucon atau humor pun ada batasnya. Beberapa hal yang mungkin menurut wanita biasa saja, bisa menyinggung atau menyakiti hati pria. Ini dua topik 'terlarang' yang sebaiknya tidak dijadikan lelucon karena dibenci oleh sebagian besar pria.

Pertama adalah kebotakan. Ya, pria cenderung lebih berisiko mengalami kebotakan di usia muda dan biasanya terjadi di bagian atas kepala. Meskipun kelihatannya pria tidak terlalu peduli pada penampilan ketimbang wanita, sebenarnya kaum Adam ini sangat peduli dan sensitif terhadap fisiknya.

"Tentu saja pria tidak mau diingatkan tentang apa pun yang berkaitan dengan menipisnya rambut atau kebotakan. Hal itu bisa menyakiti hati pria, sama ketika wanita dibercandai kalau payudaranya terlalu kecil," tutur Dr Kersi Chawda, presiden Bombay Psychiatric Society dan konsultan di Hinduja Hospital.

Lelucon kedua yang paling dibenci pria adalah mengenai kondisi finansial. Candaan soal keuangan, apalagi mengritik soal penghasilannya yang lebih kecil daripada wanita bisa melukai egonya.

Secara gender, sejak dulu pria selalu dipandang sebagai penopang dan tulang punggung keluarga. Tapi ketika penghasilannya belum cukup untuk itu, dia tidak perlu diingatkan terus apalagi jika itu datang dari kekasihnya sendiri atau wanita yang disukainya.

Membawa-bawa masalah keuangan saat Anda dan si dia masih pendekatan bisa berakibat hubungan yang tidak berlanjut ke pacaran. Anda mungkin hanya ingin mencairkan suasana. Tapi hindari sebisa mungkin hal ini dari topik pembicaraan.

"Ini bisa memicu komplikasi psikologis yang cukup parah dalam hubungan asmara. Pria bisa merasa terhina ketika pasangan mereka menyinggung masalah keuangan meskipun hanya dalam konteks bercanda. Beberapa pria yang punya kepercayaan diri tinggi mungkin bisa mengatasinya, tapi tidak ada yang menjamin bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan hubungan," urai Dr Kersi, seperti dikutip dari Times of India.


Sumber: Wolipop

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.