Rabu, 12 Maret 2014

'300: Rise of An Empire': Sekedar Memanjakan Mata

http://images.detik.com/content/2014/03/12/218/300dlm.jpg


Seorang pria dengan tubuh tinggi besar memegang panah dan membunuh Raja Persia dengan sempurna. Pria itu adalah Themistocles (Sullivan Stapleton), sosok yang menjadikan Xerxes (Rodrigo Santoro) menjadi makhluk yang haus darah, pendendam dan terobsesi untuk menguasai dunia. Dengan Artemesia (Eva Green) di sisinya, perang pun dimulai.

Film-film adaptasi novel grafis selalu lebih fokus kepada isi cerita ketimbang menerjemahkan visual asli ke layar. Sutradara nyentrik Robert Rodriguez adalah salah satu sineas pertama yang melakukan terobosan dengan 'Sin City'. Dibuat dengan modal green screen dan format hitam-putih dengan warna merah dan kuning yang menyala terang untuk menghiasi warna lipstik atau darah, 'Sin City' menjadi salah satu film adaptasi novel grafis pertama yang membuat penonton merasa seperti membaca komik di tengah kegelapan bioskop.

Sutradara iklan terkenal Zack Snyder mengikuti jejaknya dalam '300' setelah remake 'Dawn of the Dead' yang cukup berhasil. Mengadaptasi dari novel grafis karya Frank Miller dan Lynn Varley, Zack Snyder juga menggunakan green screen, serta kelihaiannya menggunakan slow-motion dan graphic violence tingkat tinggi untuk memuaskan penonton. '300', sebuah film epik peperangan dengan hampir semua karakter seperti sedang berpose dalam lukisan cat minyak, lengkap dengan musik rock modern yang seperti salah tempat, ternyata membuat gempar ketika dirilis pada 2006. 

'300' tidak hanya menghibur, memacu adrenalin tapi juga memanjakan mata. Kepiawaian Zack Snyder mengolah adegan aksi yang brutal dengan visual yang cemerlang membuat film tersebut meroket dengan pendapatan lebih dari 400 juta dollar AS dari bioskop di seluruh dunia --dengan modal 'hanya' 65 juta dollar. Menilik fakta itu, tentu saja ide untuk membuat sekuelnya langsung disetujui.

Kini, dalam '300: Rise of An Empire', tangan sutradara berpindah ke Noam Murro karena Zack Snyder sedang sibuk menyiapkan pertarungan Superman dan Batman. Film ini diadaptasi dari novel grafis 'Xerxes' yang masih dibuat oleh Frank Miller, dengan skenario juga masih dikerjakan Zack Snyder (bersama Kurt Johnstad). Dari segi cerita, '300: Rise of An Empire' jauh lebih berantakan daripada yang pertama. Fokus film yang tidak jelas (sebenarnya film ini mau menceritakan perjuangan siapa?) dan motivasi yang tak sekuat film pertamanya membuat '300: Rise of An Empire' kurang menggigit. Belum lagi dialog-dialognya yang maunya terdengar sok macho namun malah terdengar 'dangkal'.

Bukan berarti film pertamanya memiliki naskah yang baik. Tapi, paling tidak secara penyutradaraan, Snyder tahu bagaimana menjaga tempo film agar momen-momen legendaris terasa magis di setiap tempatnya. Noam Murro tidak hanya kurang bisa menjaga tempo film menjadi nyaman untuk disimak, tapi juga kurang stabil mengarahkan aktor. Eva Green memang masih bisa diandalkan untuk membuat penonton tetap fokus, namun Sullivan Stapleton tidak terlalu meyakinkan untuk menjadi pemimpin. Penampilan Lena Headey yang begitu singkat --mencuri waktu sibuknya di tengah syuting 'Game of Thrones'-- juga lebih terasa sebagai cameo.

Satu-satunya hal yang patut diacungi jempol kepada Noam Murro adalah visual film ini. Sebagai sebuah sekuel, '300: Rise of An Empire' masih sama mempesonanya dengan film pertamanya. Adegan-adegan slow-mo-nya juga begitu Snyder-centric. Untuk sebuah film yang seutuhnya dibuat di studio dengan green screen, tim efek visual film ini begitu ahli menciptakan dunia yang luar biasa. Mulai dari langit, awan, monster, api, air bahkan sampai debu dan terutama cipratan darah yang jumlahnya begitu banyak, dibuat dengan begitu cantik.

Tapi, memang hanya berhenti sampai di situ saja persamaan antara '300: Rise of An Empire' dengan film sebelumnya. Jika Anda mencari adegan pertarungan yang melibatkan begitu banyak orang berperut kotak-kotak, film ini memilikinya. Namun, jika Anda mencari sebuah film yang memacu adrenalin, sayangnya, film ini tidak menyediakan itu.


Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.