Di bulan puasa seperti ini, akhir pekan bisa jadi waktu 'balas dendam'
untuk tidur apalagi mengingat berkurangnya aktivitas yang biasa
dilakukan seperti makan, minum, atau jalan-jalan. Hal yang patut
diperhatikan, mengganti utang tidur jika dilakukan tidak tepat justru
akan membuat tubuh lemas.
Menanggapi hal ini, ahli gizi Rita
Ramayulis DCN, MKes mengatakan ketika lelah, tubuh yang normal akan
mengirim sinyal mengantuk. Sehingga, ketika akhir pekan tubuh terasa
mengantuk berrarti memang sudah saatnya untuk istirahat.
"Tapi
harus kenali banget ini kondisi ngantuk untuk pemulihan tubuh atau cuma
malas saja. Untuk itu, kita butuh mengenali diri kita," kata Rita ketika
berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Sabtu (5/7/2014).
"Saat
tubuh memang butuh tidur untuk pemulihan, tidurnya akan terasa nyenyak
dan saat bangun segar. Kalau saat bangun tidur, nggak segar itu berarti
memang kita malas-masalan saja. Justru akibatnya tubuh malah tidak bugar
malah, makin capek, dan lemas," lanjut dosen di jurusan Gizi Poltekkes
II Jakarta ini.
Kondisi mengantuk akibat malas-malasan juga akan
membuat stamina seseorang menurun, gampang masuk angin, pilek, badan
terasa pegal dan nyeri. Pasalnya, tidur yang hanya untuk
bermalas-malasan akan membuat peredaran darah lebih lamban sehingga
suplai oksigen berkurang.
"Kalau malas lakukan aktivitas yang
memang hobi kita misalnya baca buku, nonton dvd, atau kegiatan yang bisa
membuat tubuh bergerak. Kalau masih ngantuk juga, bisa cari partner
untuk mengobrol," kata Rita.
Indikator lain untuk membedakan rasa
kantuk guna memulihkan tubuh atau sekadar malas adalah jika sehari-hari
sudah bisa tidur 6-8 jam, untuk orang dewasa tidak perlu mengganti
utang tidur di akhir pekan .
Sebaliknya, jika merasakan beberapa
hari tidur di bawah waktu enam jam dan saat akhir pekan terasa lelah
lalu ingin tidur, Rita menyarankan untuk segera tidur karena hal itu
memang berguna untuk proses pemulihan.
Sumber: Detik
F4ns Bett1ng Aman dan terpercaya
BalasHapusInfo lebih lanjut : 5ee80afe :)