Apa yang membuat pria tetap setia?
Ini pertanyaan berat.
Syukurlah ilmu pengetahuan menghadirkan jawabannya. Sebuah penelitian
terbaru di “Journal of Neuroscience” mengungkapkan, hormon oksitosin
memainkan peran penting dalam menjaga kesetiaan pria, seperti yang
dilaporkan Los Angeles Times. Bagaimana bisa?
Tim peneliti
University of Bonn di Jerman mengumpulkan 57 pria heteroseksual,
setengahnya lajang dan setengahnya lagi memiliki pasangan (monogami).
Tim peneliti kemudian menyemprotkan oksitosin kepada beberapa responden
dan obat tiruan (oksitosin palsu) ke beberapa responden lainnya.
Kemudian
para pria tersebut didekati oleh para peneliti wanita yang cantik, yang
belum pernah mereka temui sama sekali. Para responden diperintahkan
untuk mengatakan kepada wanita tadi untuk berhenti berjalan saat ada
jarak yang tepat secara sosial di antara mereka.
Dapat ditebak,
pria lajang membiarkan wanita mendekat sejauh 50-60 cm. Ini terjadi baik
pada mereka yang disemprot oksitosin atau tidak. Sayangnya, para pria
yang telah berhubungan yang juga mendapatkan semprotan obat tiruan juga
membiarkan wanita mendekat sejauh 50-60 cm.
Hanya para pria yang
sudah memiliki pasangan dan mendapat semprotan oksitosin aslilah yang
memilih jarak yang lebih jauh dengan rentang 71 sampai 76 cm dari wanita
menarik tersebut.
Apa artinya?
Pertama, sedikit informasi
mengenai oksitosin. Oksitosin, terkadang sering disebut dengan “hormon
cinta”, adalah hormon yang membuat ikatan antara dua orang. Hormon ini
memainkan peranan penting dalam aksi dan interaksi, termasuk kelahiran,
orgasme, hubungan asmara awal, dan menyusui.
Penelitian tersebut
mengungkapkan, pengaruh hormon sangat rumit dan samar daripada apa yang
sebelumnya diyakini. Ketika para peneliti tersebut merancang penelitian
itu, mereka telah memperkirakan bahwa hormon tersebut akan membuat pria
lebih dekat dengan wanita, dan mereka terkejut ketika mengetahui bahwa
yang terjadi adalah kebalikannya.
“Satu kemungkinan, adalah para
pria lebih tertarik terhadap wanita yang tidak akrab dengannya dan hal
itu memicu mereka untuk melakukan gerakan pertahanan,” kata Ronald de
Saousa.
Seorang profesor University of Toronto yang memfokuskan
diri pada biologi, de Sousa menunjukkan bahwa oksitosin dikenal dapat
meningkatkan rasa percaya, biasanya mengarah kepada seseorang yang
berhadapan dengannya.
“Mungkin dalam kasus ini, pandangan
terhadap perilaku wanita yang tidak akrab mengingatkan hubungan pria
tersebut dengan pasangannya – wanita itu manis, namun kekasihku jauh
lebih manis,” kata de Sousa. “Karena hal tersebut, mungkin saya ingin
agar wanita tersebut mundur supaya saya bisa mendapatkan pandangan yang
lebih baik.”
Paul Zak, pendiri sekaligus pimpinan Claremont
Graduate University's Center for Neuroeconomics Studies, berbicara
kepada Los Angeles Times mengenai penelitian tersebut. Dia menyimpulkan
bahwa para wanita bisa merasa sedikit lebih lega.
“Penemuan bahwa
status hubungan seseorang memiliki pengaruh layaknya oksitosin yang
memberikan efek terhadap otak, menjadi bukti bahwa otak kita berkembang
dari hubungan asmara jangka panjang,” kata Zak.
Semua informasi baru tersebut benar-benar menarik, namun bagaimana hal itu bisa dimanfaatkan untuk menjaga pria tetap setia?
“Saya
tidak bisa mengatakan bahwa hal ini dapat digunakan,” ungkap de Sousa.
“Apa yang akan Anda lakukan? Menyemprot pasangan Anda dengan oksitosin
untuk berjaga-jaga jika ia bertemu dengan wanita yang lebih menarik?”
Mungkin.
Sumber: Yahoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.